Program Studi Informatika Menghadiri Konferensi Big Data Indonesia 2018

Pada tanggal 12 dan 13 Mei 2018 lalu Program Studi Informatika FMIPA UNS menghadiri undangan acara Konferensi Big Data Indonesia (KBI) 2018 di Balai Kartini, Jakarta. Program Studi Informatika UNS diwakili oleh Drs. Bambang Hardjito, M.App.Sc., Ph.D. dan Ardhi Wijayanto, S.Kom., M.Cs. beserta dengan dua mahasiswa angkatan 2016 yaitu Haidar Hendri Setyawan dan Krisna Wahyu Wardhana.
xIMG_20180512_092416

Pembukaan KBI 2018

KBI merupakan kegiatan konferensi tahunan di Indonesia yang diselenggarakan oleh komunitas big data Indonesia, idBigData, yang bekerja sama dengan vendor teknologi, perusahaan pengguna big data, pemerintah, lembaga penelitian, perguruan tinggi dan komunitas. Tahun 2018 ini merupakan tahun keempat penyelenggaraan KBI, idBigData bekerja sama dengan Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia untuk menyelenggarakan KBI 2018 paralel dengan konferensi ilmiah internasional IWBIS.
xIMG_20180512_135404

Kebijakan Satu Data Indonesia

KBI 2018 diisi sejumlah sesi seminar dan tech class oleh berbagai pembicara dari sektor swasta maupun pemerintah yang membahas topik-topik terkait big data khususnya di Indonesia. Pada hari pertama, acara dibuka dengan sambutan ketua panitia dilanjutkan sambutan dari Dekan Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia (Fasilkom UI). Sesi seminar diawali dengan paparan dari wakil ketua Badan Ekonomi Kreatif (BeKraf) Ricky Joseph Pesik, beliau membahas mengenai tantangan yang dihadapi oleh BeKraf untuk menjadikan big data sebagai sumber pengembangan sektor ekonomi kreatif. Menurut beliau sudah saatnya bangsa Indonesia tidak hanya melihat sebagai penonton namun juga harus mengambil peran sebagai kreator dalam era big data tersebut. Sesi selanjutnya dibawakan oleh Prof. Stephane Bressan dari National University of Singapore (NUS) mengenai penelitiannya terkait pentingnya privasi data pengguna dalam big data. Prof Bressan dalam penelitiannya berusaha untuk menggenerate data sintetis dari data pengguna dengan tetap mempertahankan pattern namun sudah tidak mengandung data privasi pengguna. Pemerintah Indonesia ternyata juga sudah memandang penting pemanfaatan dan pemeliharaan data, seperti yang dijelaskan dalam sesi selanjutnya yang membahas mengenai Kebijakan Satu Data Indonesia. Data antar instansi pemerintah yang tidak sinkron menjadi latar belakang kebijakan satu data Indonesia tersebut yang diperkuat oleh Perpres No. 9 tahun 2016. Diharapkan dengan adanya sinkronisasi dan standarisasi format data antar instansi, data yang ada di instansi pemerintah dapat menjadi rujukan pengambilan kebijakan yang lebih baik. Big data juga memiliki peranan yang sangat penting bagi korporasi, seperti misalnya yang dijelaskan pada sesi berikutnya oleh tim engineer Bukalapak yang membuat AI berdasarkan data pengguna dan data barang yang dijual. AI yang dibuat digunakan untuk memberikan rekomendasi barang yang menarik dan mungkin akan dibeli oleh pengguna. KBI 2018 hari pertama ditutup dengan materi mengenai potensi pemanfaatan blockchain oleh pemateri dari Blockchain Zoo. Teknologi blockchain sudah sering digunakan pada mata uang cryptocurrency misalnya bitcoin. Namun sebenarnya blockchain dapat dimanfaatkan untuk hal di luar cryptocurrency misalnya untuk sharing data antar lembaga namun pengguna masih tetap memiliki hak atas data yang dibagikan tersebut.
KBI 2018 berlanjut pada hari kedua, di antaranya disampaikan dari tim GoJek, IBM, dan Fasilkom UI. Selain materi yang dibawakan dalam sesi seminar terdapat pula materi yang diberikan dalam bentuk workshop tech class. Peserta diajak untuk merasakan langsung pengalaman teknis bekerja dengan big data untuk berbagai keperluan. Seperti pada tech class sesi pertama, peserta diajak untuk membangun sebuah sistem klasifikasi gambar. Terdapat sejumlah gambar pembalap motogp yang dijadikan sebagai data training untuk mengenali gambar pembalap motogp yang dimasukkan. Sistem dibangun menggunakan Python dengan engine TensorFlow, algoritma Convolutional Neural Network diimplementasikan dalam sistem. Tech class sesi selanjutnya diisi materi mengenai pengolahan bahasa (Neural Language Processing) oleh tim dari BahasaKita. Indonesia sebagai negara yang kaya akan bahasa memiliki potensi untuk pengembangan aplikasi pengolahan bahasa misalnya untuk translasi dari bahasa daerah ke bahasa Indonesia maupun sebaliknya. Sejumlah riset mengenai pengolahan bahasa sudah dilakukan namun masih sedikit riset yang dilakukan oleh bangsa Indonesia sebagai pemilik bahasa Indonesia itu sendiri. Sesi tech class ditutup dengan materi pengolahan big data menggunakan Apache Spark oleh tim dari Labs 247 Jakarta.
xIMG_20180513_133038

Tech Class KBI 2018

Perwakilan Program Studi Informatika Universitas Sebelas Maret Surakarta di KBI 2018

Perwakilan Program Studi Informatika Universitas Sebelas Maret Surakarta di KBI 2018

Demikian rangkaian acara KBI 2018 telah berakhir, banyak ilmu, wawasan, serta tantangan baru yang didapatkan. Sampai berjumpa kembali pada event KBI tahun depan. (aw)

UNS Gelar Konferensi Internasional Bersama Malaysia dan Taiwan

Program Studi Informatika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret (FMIPA UNS) Surakarta menghelat konferensi internasional bertajuk International Conference on Internet Applications, Protocols and Services (NETAPPS).

Konferensi ini melibatkan pembicara dan peserta berasal dari  tiga negara, yaitu Indonesia, Malaysia, dan Taiwan. Acara ini diadakan selama dua hari dan bertempat di Ballroom Hotel Paragon Solo, Rabu-Kamis (28-29/11/2017).

NETAPPS tahun ini merupakan penyelenggaraan yang kelima sejak pertama diinisiasi. Meski begitu, ini pertama kali Indonesia menjadi tuan rumah setelah sebelumnya selalu diadakan di Malaysia.

Pada penyelenggaraan perdana di Indonesia, NETAPSS mengangkat tema kekinian dalam bidang teknologi informasi, yaitu “Enhancing Digital Trust for Sustainable Development”.

Meski mengangkat tema teknologi, kearifan lokal tetap disisipkan pada konferensi ini, satu di antaranya yaitu pembukaan konferensi dengan tarian Jawa klasik yang diciptakan oleh KGPAA Mangkunegara VIII, yaitu tarian Beksan Gambyong Retno Kusumo.

Selama dua hari, konferensi internasional ini menghadirkan empat pembicara kunci dan sejumlah pembicara yang merupakan peneliti. Para pembicara menyampaikan hasil penelitiannya terkait bidang yang disorot dalam konferensi ini.

Yang menjadi pembicara kunci dari konferensi internasional ini adalah Drs. Bambang Harjito, MAppSc, PhD. dari Universitas Sebelas Maret (UNS), Prof. Riri Fitri Sari, M.M. M.Sc., DTM, SMIEEE dari Universitas Indonesia (UI), Prof. Dr. Suhaidi Hasan, SMIEE dari Universitas Utara Malaysia (UUM), dan Distinguished Prof. Jing-Ming Guo, PhD. dari National Taiwan University of Science and Technology.

Semua hasil penelitian yang disampaikan dalam konferensi ini akan dipublikasikan juga dalam jurnal internasional bereputasi yang terindeks SCOPUS. Dengan begitu hasil penelitian dapat dimanfaatkan oleh khalayak luas.

“Diharapkan dari konferensi ini, hasil dari penelitian-penelitian yang ada dapat terevaluasi dan dapat ditingkatkan kualitasnya. Selain itu, tren terbaru terkait penelitian di bidang Informatika dapat tersebarluaskan dan dapat memicu kontribusi peneliti-peneliti lain untuk berkontribusi menciptakan pembaharuan lainnya dari penelitian yang telah ada tersebut” ujar Heri Prasetyo

Kuliah Tamu Etika Profesi Bersama Oketiket.com; Hardskill dan Softskill harus Seimbang

Program Studi Informatika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta kembali menggelar Kuliah Tamu Etika Profesi pada Jumat (18/11/2016) bertempat di ruang sidang II gedung C lantai 3 FMIPA UNS. Pada Kuliah Tamu Etika Profesi ini menggandeng oketiket.com dengan menghadirkan Rianto selaku CEO oketiket.com

Dalam sambutannya, Haryono Setiadi, selaku dosen Etika Profesi Prodi Informatika menjelaskan bahwa kuliah tamu etika profesi ini bertujuan untuk menghadirkan praktisi di dunia industri, khususnya di bidang Teknologi dan Informasi, sehingga bisa menambah wawasan, terutama tentang etika profesi dalam dalam dunia kerja. Selain itu, kuliah tamu ini merupakan serangkaian kuliah tamu mata kuliah Etika Profesi yang diadakan rutin setiap semester. Pada kuliah tamu etika profesi sebelumnya dengan PT. Gameloft Indonesia (11/11/2016) mengangkat segi manajerial dalam dunia kerja bidang IT, maka pada kuliah tamu kali ini akan mengangkat dari segi teknisnya.

“Dalam dunia kerja, tidak hanya mengandalkan apa yang didapat dari kuliah saja, tapi harus punya softskill juga,” terang Rianto dalam kuliah tamu yang diberi judul Ilmu Komputer : Peluang dan Tantangannya. Dalam hal ini hardskill merupakan kemampuan teknis seseorang dalam mengerjakan suatu hal berdasarkan pada ilmu yang telah diperoleh. Sedangkan softskill merupakan kemampuan seseorang dalam menghadapi berbagai situasi sosial yang ada.

“Sering terjadi, saat di dunia kerja, kita harus mengerjakan sesuatu yang belum pernah di dapat di perkuliahan. Karena di perkuliahan kali’an dapat basic knowledge, dan tugas kalian adalah explore lagi basic knowledge yang kalian dapat,” papar Rianto. Selain itu, menurut Rianto akan lebih beik apabila mendapat sertifikat sesuai dengan bidang yang disukai, seperti sertifikat CCNA di bidang jaringan.

“Selain menguasai hardskill, kalian juga harus terus meningkatkan kemampuan softskill. Jangan menuntut, tapi buatlah perubahan dengan menghadirkan solusi yang kreatif, inovatif, dan inisiatif. Dan, kerja cerdas, jangan kerje keras. Karena jika kerja cerdas kalian pasti kerja keras, tapi kalau kerja keras, belum tentu kerja cerdas” tutup Rianto di akhir kuliah tamu etika profesi ini.

Kuliah Tamu PT Gameloft Indonesia, Pentingnya Etika Profesi bagi Lulusan

Program Studi Informatika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menggelar acara Kuliah Tamu Etika Profesi bersama dengan PT Gameloft Indonesia pada Jumat (11/11/2016) bertempat di ruang sidang II gedung C lantai 3 FMIPA UNS. Pembicara acara ini adalah Putra Para Dia, CHR (country human resource) Manager PT Gameloft Indonesia.

Haryono Setiadi, selaku dosen Etika Profesi Prodi Informatika membuka acara kuliah tamu ini. Dalam sambutannya Haryono menjelaskan bahwa kuliah tamu ini memang agenda rutin yang digelar prodi dengan menghadirkan praktisi di dunia industri, terutama di bidang teknologi dan informasi, sehingga bisa menambah wawasan kepada mahasiswa (terutama mahasiswa tingkat akhir) tentang dunia kerja.

“Pada saat mahasiswa beralih masuk ke dunia kerja dan profesi, mereka diharapkan mengikuti kode etik profesional yang ada baik secara eksplisit maupun implisit, sehingga akan mencapai otonomi moral,” terang Putra mengawali kuliah tamu yang diberi judul IT(et)HICS. Etika dalam perusahaan meliputi, company regulation (buku induk dalam perusahaan), policy (kebijakan dalam perusahaan), dan agreement (perjanjian dalam perusahaan).

“Dalam dunia keprofesionalan, kita akan sering mengalami dilemma etika, dimana kita dituntut mengambil sebuah keputusan dengan perilaku yang tepat,” jelas Putra. Menurutnya dilemma etika dipengaruhi oleh Kecerdasan Emosional 40%, Peer Pressure 20%, Objektifitas 20%, dan Confidentiality 20%.

Putra juga mengajak beberapa peserta kuliah tamu untuk melakukan social experiments dalam acara ini, yaitu untuk membuktikan bahwa kecerdasan emosional sangat mempengaruhi perilaku yang akan dilakukan oleh sesorang dan peer pressure merupakan tekanan yang sering terjadi. “Confidentiality atau kerahasian merupakan sesuatu yang akan terus melekat pada diri seseorang, meskipun seseorang itu sudah pensiun atau tidak bekerja lagi,” tambah Putra.

“Saya akan menutup acara ini dengan sebuah kata mutiara dalam bahasa Latin menurut Claudio Acquaviva, Fortiter in re, Suaviter in modo, yang artinya halus dalam cara, tegas dalam prinsip,” jelas Putra. Karena menurutnya kita dituntut mampu bersikap fleksibel dan halus dalam menghadapi sesuatu, tetapi kita harus tetap memegang teguh prinsip yang kita anut

Sumber : UNS

Prodi Informatika Adakan Kuliah Tamu Internasional Dari Curtin University Australia

“SMART GRID adalah sebuah jaringan listrik cerdas yang dapat mengintegrasikan aksi-aksi dari semua pengguna yang tersambung di dalamnya untuk berbagai hal, salah satunya memberikan pasokan listrik,”ujar DR. Vidyasagar Potdar dalam Kuliah Tamu Internasional Mahasiswa Informatika FMIPA UNS, Rabu (7/9/2016).
Dalam Kuliah Tamu bertajuk “Cyber Physical System and Internet of Things with Application to SMART GRID”, Lulusan Curtin University tersebut mengungkapkan SMART GRID merupakan tenaga listrik masa depan. “Dengan SMART GRID, transfer energi listrik yang terjadi tidak hanya berasal dari perusahaan penyedia listrik ke konsumen, namun juga sebaliknya,”jelas Mr. Vidy begitu ia disapa di Aula Gedung B FMIPA UNS.

Kuliah tamu yang dimulai sekitar pukul 08.30 WIB tersebut, membahas berbagai hal tentang SMART GRID. Mr Vidy yang juga berfokus pada penelitian SMART GRID dan Cyber Physical, begitu apik dalam mentransfer ilmunya. Mulai dari apa itu SMART GRID, mengapa terdapat SMART GRID, keuntungan, hingga penerapannya dalam kehidupan.

SMART GRID merupakan salah satu bagian penting dalam Smart Electricity System. SMART GRID diperlukan untuk mengatasi berbagai masalah yang akhir-akhir sering terjadi. Sebagai contoh berkurangnya bahan bakar fosil yang sering digunakan untuk pembangkit listrik. Dalam SMART GRID ini menggunakan Smart Power Electronics. “Dengan Smart Power Electronics ini dapat membangkitkan informasi sesuai dengan keadaan jaringan pada transmisi listrik,”imbuh Mr. Vidy.

Keuntungan menggunakan SMART GRID ini, lanjut Mr. Vidy dapat meningkatkan kualitas, efisiensi, mengakomodasi pendistribusian sumber energi, hingga dapat meningkatkan pilihan konsumen. Kuliah umum yang berakhir sekitar pukul 11.30 WIB tersebut berlanjut tidak hanya membahas tentang SMART GRID saja, namun juga mengenalkan konsep SMART HOME dan SMART CITY.

 

Soft Computing 2016

 

Seminar ini akan membahas mengenai Machine Learning yaitu satu cabang dari Teknologi Kecerdasan Buatan memfokuskan pada upaya pemodelan matematika secara adaptif dari pola yang terdapat pada data hasil observasi, dan melakukan ekstrapolasi sehingga komputer mampu membuat keputusan layaknya kecerdasan yang dimiliki oleh manusia. Upaya awal dimulai sejak tahun 50-an, dengan dikembangkannya berbagai teknik pembelajaran seperti misalnya Perceptron, model sederhana dari Jaringan Saraf Tiruan yang menyebabkan meningkatnya perhatian peneliti di bidang Kecerdasan Buatan. Pada pertengahan tahun 80-an, Rumelhart mengembangkan teknik pembelajaran Backpropagation yang dipakai untuk melatih Perceptron dengan lebih dari 2 lapisan, sehingga mampu melakukan pemodelan non linear dari suatu data. Namun demikian, keterbatasan backpropagation dirasakan ketika data yang harus diolah sudah berskala besar, atau yang sering disebut dengan 4V dalam Big Data : volume, variety, velocity dan veracity.  Kebutuhan algoritma pembelajaran yang mampu mengolah data yang demikian kompleks inilah yang menjadi latar belakang lahirnya berbagai algoritma baru. Salah satu di antaranya adalah Deep Learning. Dalam deep learning, data direpresentasikan dalam berbagai level abstraksi yang akan dipelajari oleh berbagai lapisan model komputasi, sehingga mampu dipakai untuk pemodelan data berskala besar.

 

Pembicara :

Prof. Pitoyo Hartono – Universitas Chukyo Jepang

 

Tanggal Pelaksanaan :

Sabtu, 17 September 2016

 

Tempat :

Meeting Room Sala View Hotel

 

Rundown Acara

09:00 AM – 11:30 AM

  • Seminar Soft Computing: Seminar Soft Computing State of The Art Machine Learning dan Kecerdasan Buatan

01:00 PM – 04:00 PM

  • Sharing Session: Sharing Session
  • peserta yang submit abstrak diminta presentasi riset dan akan ditanggapi oleh pakar dari Universitas Chukyo Jepang