Tiga Tim Mahasiswa Informatika Raih Juara pada Kejuaraan International Game Development Competition (IGDC) 2021

Surakarta, 20 Mei 2021 – Mahasiswa Informatika berhasil membawa pulang tiga gelar juara pada International Game Development Competition (IGDC) 2021, kompetisi yang dilaksanakan dalam rangka memperingati Dies Natalis ke-45 Universitas Sebelas Maret (UNS), Surakarta, Indonesia. UNS bersama Himpunan Mahasiswa Informatika mengusung tema lomba “Bring Local Culture to the Future.”

Kompetisi IGDC 2021 ini diikuti berbagai partisipan yang terdiri dari peserta individual maupun peserta kelompok. Adapun peserta berasal dari berbagai negara diantaranya Indonesia, Mesir (Egypt), India, Taiwan, dan Thailand.

game Apis oleh Umar Sani
game Sarean oleh Ahmad Sucipto
game Take A Stroll oleh Abhyasa Danu Brata

Sebanyak 7 tim berhasil lolos sebagai juara dari total sekitar 99 tim peserta. Tiga tim diantaranya berasal dari program studi S1 – Informatika UNS:
– Umar Sani (Informatika Angkatan 2018) dengan judul game “Apis”
– Ahmad Sucipto (Informatika Angkatan 2018) dengan judul game “Sarean”
– Abhyasa Danu Brata (Informatika Angkatan 2020) dengan judul game “Toke A Stroll”

Secara berturut-turut mereka berhasil menyabet gelar juara 1, 2, dan Best User Experience di IGDC 2021.
Oleh : Kalya Azalia Deann (Kesekretariatan Himpunan Mahasiswa Informatika FMIPA UNS)

Mahasiswa Informatika UNS Lolos sebagai Finalis LIDM (Lomba Inovasi Digital Mahasiswa) Tahun 2020

Surakarta, 2020 – Tim Universitas Sebelas Maret berhasil lolos masuk sebagai finalis LIDM (Lomba Inovasi Digital Mahasiswa) tahun 2020 yaitu tim atom.ez dengan mengambil cabang lomba divisi 1, Inovasi Teknologi Digital Pendidikan. Tim ini diketuai oleh Angga Exca Pradipta S. beserta anggotanya Annas Abdurrahman serta Muhammad Defaroyan yang merupakan mahasiswa program studi Informatika angkatan 2019.

Latar belakang tim ini beraksi adalah disebabkan oleh anggapan siswa yang sering salah mengenai mata pelajaran kimia karena dalam materi unsur kimia banyak unsur yang harus dihafal sebelum siswa dapat mengerjakan hitungannya. Belum lagi ditambah dengan jumlahnya yang terdiri dari banyak unsur sering membuat siswa malas untuk mempelajari sistem periodik unsur kimia. Selain itu, tabel periodik unsur yang dimiliki siswa tidak praktis dan sering tertinggal pada saat diperlukan dalam pembelajaran di tingkat SMA. Oleh karena itu, tim atom.ez mengembangkan suatu aplikasi tabel periodik unsur interaktif dan ikatan kimia dengan nama aplikasi atom.ez yang berbasis android. Atom.ez sendiri merupakan plesetan dari “atom is easy” yang berarti atom itu mudah. Aplikasi ini memuat tabel periodik unsur interaktif, bantuan untuk menghafal tiap unsur yang ada dengan flashcard, playground yang dapat digunakan untuk melakukan percobaan ikatan kimia, serta kuis yang digunakan untuk mengetahui kemampuan pengguna.

Tampilan menu utama atom.ez

Aplikasi atom.ez ini bertujuan untuk membantu siswa SMA MIPA kelas 10 agar mereka mampu memahami lebih lanjut mengenai pelajaran bab tabel periodik unsur dan ikatan kimia. Meskipun demikian, aplikasi ini tidak menutup kemungkinan untuk dapat digunakan oleh siswa kelas 11 dan 12 karena tabel periodik unsur akan tetap dan selalu digunakan.

Tampilan menu tabel periodik interkatif

Aplikasi ini telah diujicobakan ke SMAN 1 Wonosari dengan sampel percobaan adalah 11 orang siswa MIPA dari kelas 10, 11, dan 12 serta 1 orang guru kimia. Setelah dilakukan penilaian dengan SUS (System Usability Scale), atom.ez mendapatkan penilaian termasuk dalam kategori aplikasi yang good dan acceptable. Hal ini berarti atom.ez telah dianggap memenuhi kebutuhan pengguna dalam hal pembelajaran materi kimia unsur lewat tabel periodik interaktif.

“Hasil akhir dari kerja keras tim ini adalah berupa aplikasi pembelajaran yang fun to learn dan fun to play. Kami menitikberatkan bagaimana cara agar pengguna, yang dalam hal ini adalah siswa SMA, tidak mengalami kesuntukan dalam belajar kimia dan naluri belajarnya tumbuh. Kami berfokus pada usaha pemerintah yang menerapkan student centered learning serta merdeka belajar dimana siswa tidak dibatasi dalam eksplorasi ilmu. Salah satunya dengan mengadaptasi metode pembelajaran eksploratif dan menyenangkan seperti Leitner System yang ada pada menu flashcard kami.” Jelas Angga sebagai ketua dalam tim ini.

Aplikasi ini memiliki fungsionalitas yang sangat berguna bagi siswa. “Ada tabel periodik interaktif yang ada 80 unsur di dalamnya dengan segala spesifikasinya, ada pula kartu hafalan yang berisi 118 kartu dalam dek-nya dengan segala informasi singkatnya, juga ada menu dimana pengguna dapat bermain-main dengan unsur yang satu dengan unsur yang lain apakah bisa berikatan atau tidak, ditambah lagi ada menu untuk menguji kecermatan pengguna mengenai materi yang telah disampaikan di 3 menu sebelumnya.” Jelas Annas sebagai programmer atom.ez.

Tampilan menu flashcard

Desainer dari atom.ez, Defaroyan, juga turut menjelaskan “Desain aplikasi kami sudah kami sesuaikan dengan kebutuhan remaja yang elegan dan menarik. Kami berupaya agar aplikasi ini dapat menghilangkan kecemasan siswa dalam belajar kimia.”.

Pada projek ini, tim atom.ez berharap agar aplikasi yang dibuatnya dapat memberikan manfaat bagi pembelajaran siswa-siswi Indonesia terutama di era digital dan merdeka belajar.

Mahasiswa Pertukaran Pelajar Informatika UNS Mendapatkan Gold Medal dalam Ajang Pameran Inovasi di Malaysia

Seorang mahasiswa Informatika FMIPA UNS mendapatkan medali emas dalam ajang pameran inovasi I-RIA (Innovative Research, Invention, & Application Exhibition) 2018 bersama kedua orang rekannya yang berasal dari Uzbekistan dan Malaysia. Acara berlangsung selama dua hari, tanggal 6 dan 7 Mei 2018 yang bertempat di Dewan Muazam Shah, Universiti Utara Malaysia.

Muhammad Adam Fahmil ‘Ilmi (dua dari kanan) bersama dua rekannya dan juga dosen UUM sebagai pengampu mata kuliah sedang mengikuti ajang pameran inovasi I-RIA 2018
Dialah Muhammad Adam Fahmil ‘Ilmi, seorang mahasiswa Informatika UNS yang saat itu tengah menjalani Program Pertukaran Pelajar (Student Exchange) di Universiti Utara Malaysia (UUM) selama satu semester. Bersama kedua orang rekan kuliahnya di UUM, Sardor Narzullaev dari Uzbekistan dan Sazali Bin Isnin dari Malaysia, mereka membuat sebuah prototipe berjudul “IoT based Intelligent Irrigation System” yaitu sistem pemantauan tanaman untuk membantu para petani dalam pengairan tanaman secara real-time menggunakan aplikasi mobile. Walaupun terbilang sederhana, tetapi mereka tidak mengira bahwa mereka akan mendapatkan gold medal dalam ajang pameran inovasi I-RIA 2018 tersebut.
Adam mengatakan bahwa sebenarnya prototipe tersebut dibuat sebagai hasil dari tugas akhir pada mata kuliah Intelligent Agent di UUM. Kemudian karena pada saat semester itu bertepatan dengan ajang pameran inovasi I-RIA 2018, maka hasil dari tugas akhir mata kuliah tersebut diikutsertakan dalam ajang pameran inovasi I-RIA 2018 atas dasar saran dari dosen pengampu mata kuliah Intelligent Agent, Dr. Nooraziah Che Pa. “Niatan kami ikut I-RIA ini adalah untuk mendapatkan pengalaman baru dan atas saran dari dosen pengampu mata kuliah. Kami tidak menyangka bahwa kami akan mendapatkan gold medal. Walaupun tidak disebut sebagai juara, akan tetapi mendapatkan gold medal saja kami sudah sangat senang dan bersyukur. Hal ini sebagai penyemangat kami untuk selalu berinovasi dan berkarya,” kata Adam.

pres realese1
Foto bersama seusai sesi pengumuman penghargaan hasil dari ajang pameran inovasi I-RIA 2018

Sebagai informasi, I-RIA merupakan sebuah ajang pameran inovasi yang diadakan oleh Program Studi School of Computing Universiti Utara Malaysia tiap tahunnya. Sejak tahun 2015, I-RIA telah berkembang menjadi pameran penemuan nasional yang diakui di Malaysia. Terdapat tiga kategori peserta dalam I-RIA 2018 tersebut, antara lain Primary School, Secondary School, dan Undergraduate/Postgraduate/Staff. Mengusung tema “Harnessing Technology for Industrial Revolution 4.0”, diharapkan inovasi-inovasi yang muncul dalam ajang tersebut mampu mendukung revolusi industri 4.0 sehingga bermanfaat bagi kehidupan.

3586 from Informatics Department Broke it to the Final

The NUDC internal selection was set to be a British parliamentary and was divided to 3 elimination parts which is preliminary round, semifinal round, and final round. British parliamentary is a method of debate that consist by four teams (two member each team) in every session. Those four teams divided into two side of the house; the government and the opposition, where the government will agree to the motion and the opposition team will disagree with the motion. The part of this debate also divided into two; opening and closing. So, by these dividing things, there are 4 teams that each of them has their own function, those are opening government, opening opposition, closing government, and closing opposition.

The opening government consists by prime minister and deputy prime minister, the opening opposition consists by leader of opposition and deputy leader of opposition, the closing government consists by member of government and government whip, and the closing opposition consists by member of opposition and opposition whip. There is also a chairman and two adjudicators in the house; the chairman is the moderator, and the adjudicators are people who will write down all of the arguments delivered by each speakers of the house. The winner is the one that has some convincing arguments and also can rebut other side’s arguments well.

We joined this competition by name 3586. We choose those numbers as a team name just because 35 is our NIM and 86 is a symbol of spirit. Yea, actually It was just that plain but unfortunately the committees found it hard to be called and somehow it entertained us a lot. Some of them were even approached us to ask the meaning behind those numbers but we only told them that it’s our big secret and we also thanked them for their curiousness. Sorry. Not sorry.

Back to the competition, the preliminary round was divided to 4 sessions and each session has a different motion. the first motion was ‘This house believes Sports Leagues should significantly tax and redistribute from wealthier to poorer teams’. On that motion, we were told to be the closing opposition and we got the 2nd rank. It was really surprising since this is our first time to do debate and our rivals are from a debating community which of course they have been used to this kind of public speaking regularly, not to mention we were both very unfamiliar with the sport theme. By this rank, we got a bit more confident to join the following session.

The second motion was ‘In the universe of super heroes, this house would normalize the person who owns superpowers’, and we were told to be the opening government. my team stated about how dangerous those people could be. Again, surprisingly, we were able to convince the adjudicators well so that we could reach the 2nd place again in that session.

The third motion was ‘This house believes that Multinational Company (MNC) liable for environment destruction committed by their branch company in developing countries’ and the fourth motion was ‘In postmodern world, this house believe in imperialization/colonialism’. Both of them went pretty dizzying and kinda encouraged us to be more critical and convincing. From those 4 session, unfortunately we broke it to the semifinal.

After the committee announced the name of teams who broke it to the semifinal round, they also announced the points of each speakers. I-Ryhan was the sixth and my partner-Nadya was the fourteenth. I-Ryhan don’t know how was the assessment system but I-Ryhan think it was just because I-Ryhan was more talk-active than her-Nadya.

The semifinal motion was the trolley case, where we got to choose to take action or not when the trolley was about to hit five people tied to the rail, given a lever that could change the trolley’s track to another route where there’s one person tied to the rail. It was a philosophical thing and we got no idea about that kind of thing so we just try to convinced them using our style; the way a ‘scientist’ convince people. We mentioned about velocity, probability, and any other scientific thing that we can mention and by those funny arguments (yes, they were laughed at me), we made it to the final round!

In the final round, the motion was about Indonesian Muslim community who believes in caliphate and wants to coup the government. There were four teams in this round; it was FK A from SEF, The Jhoonys from SEF, NDDC from Cultural Science Faculty and us, 3586. We were told to be the opening opposition team so we have to oppose that idea. We argued by saying how dangerous, disadvantageous, and how disrespectful for our founding fathers it would be, and by those arguments, we got the 3rd rank. Because of this achievement, they said we will get some discount for our tuition fee. They said. Idk.

TIM UNS Overclocking Sabet Juara 1 dan Juara 2 Lomba OC MITCC Mobilination

Overclocking saat ini tumbuh menjadi sebuah E-Sport yang telah di akui dunia. Banyak overclocker bertambah setiap tahunnya dari berbagai negara. Indonesia menjadi salah satu Negara dengan perkembangan di dunia overclocking paling pesat. Menjadi salah satu negara yang memiliki jumlah overclocker paling banyak di Asia hingga saat ini. Banyaknya diselenggarakan berbagai event overclocking tingkat nasional di beberapa kota di Indonesia menjadi bukti nyata overclocking cukup berkembang di Indonesia.

OC MITCC – Mobilination ini merupakan salah satu kompetisi overclocking berskala nasional yang diadakan oleh Universitas Maranatha bekerja sama dengan salah satu media yang mengulik tentang teknologi yaitu JagatReview. Kompetisi OC MITCC – Mobilination ini diadakan pada tanggal 2 – 3 November 2016. Kompetisi OC MITCC – Mobilination ini dihadiri oleh beberapa tim overclocking dari beberapa daerah, tapi pesertanya diharuskan mempunyai kartu pelajar atau kartu mahasiswa yang masih aktif. Beberapa peserta yang mengikuti kompetisi OC MITCC – Mobilination yaitu tim dari BINUS University, Telkom University, Universitas Sebelas Maret, SMPK 1 BPK Penabur, SMK Al Muhajirin, Politeknik Negeri Bandung, Universitas Gajah Mada, SMA Santo Aloysius 2, Universitas Pasundan, Sekolah Kuntum Cemerlang, Universitas Kristen Satya Wacana, Politeknik Negeri Jakarta, SMAN 11 Bandung, President University. Di kompetisi OC MITCC – Mobilination ini tim UNS OC dari Universitas Sebelas Maret mengirimkan dua tim perwakilannya. Tim 1 dengan nama tim Plendas Plendus diisi oleh Fathin Mubarak (M0512020) dan Dian Adi Nugroho (M0512011). Tim 2 dengan nama tim hambaaallah diisi oleh Muhamad Beny Mustofa (M0512039) dan Irsyad Fakhrur Roji (M0513024).

Jalanya kompetisi:

Kompetisi OC MITCC –  Mobilination ini mempertandingkan 24  tim  yang telah mendaftar. Pada ajang ini 12 tim tersebut dibagi menjadi empat sesi yaitu dua sesi motherboard ASUS dan dua sesi motherboard BIOSTAR. Set hardware yang digunakan pada kompetisi ini yaitu :

  • Prosesor: AMD Athlon X4 860K ‘Kaveri’
  • Motherboard: Asus Crossblade Ranger & Biostar Hi-Fi A88W 3D
  • RAM: Team Dark 2x4GB DDR3-2400 CL11-13-13-35
  • VGA: PowerColor Red Dragon Radeon RX 460 2GB
  • SSD: Team Dark L3 120GB
  • PSU: CoolerMaster, G550M
  • CPU Cooler: Deepcool Lucifer V2
  • Monitor: AOC, E2470SW
  • Keyboard & Mouse: CoolerMaster

Pada babak kualifikasi sesi motherboard ASUS tim Plendas Plendus dari UNS OC dan tim dari Binus University berhasil mengamankan posisinya di babak semi final dan pada babak kualfikasi motherboard BIOSTAR tim hambaaallah dari UNS OC dan tim dari Binus University berhasil mengamankan posisinya di babak semi final. Pada babak semi final tim Plendas Plendus dan tim hambaaallah dari UNS OC berhasil mengamankan posisinya di babak final. Setelah berakhir babak final berikut list juara dari kompetisi OC MITCC – Mobilination :

Juara1
Juara 1 : Tim Plendas Plendus dari UNS OC

 

Juara2
Juara 2 : Tim hambaaallah dari UNS OC

 

Juara3
Juara 3 : Tim IvanCuppa dari Binus University

Mahasiswa Informatika UNS Juara di GITC 2015 Tingkat Asia

Anak muda Indonesia kembali menunjukkan prestasinya di kancah Internasional. Ya, Pramuditaya Dyan Prabaswara telah membanggakan nama Indonesia. Pemuda 20 Tahun itu lahir dengan ketidakmampuan untuk melihat. Namun, hal itu tidak membuatnya patah semangat. Hal itu malah menjadikan Dyan yang bercita-cita menjadi pakar IT ini semakin giat belajar demi untuk mengejar impiannya tersebut.

Semangat belajarnya yang tinggi pun kini membuah‎kan hasil. Terbukti, pemuda asal Kebumen, Jawa Tengah, ini berhasil menorehkan prestasi di kompetisi tingkat Asia Pasifik, Global IT Challenge for Youth with Disabilities (GITC) 2015 yang diadakan di Universitas Multimedia Nusantara, Tangerang, Banten. Dalam ajang tersebut, Dyan meraih tiga gelar sekaligus. Ia meraih medali dalam kategori e-Tools dan e-Life Map. Bahkan, yang paling hebat, Dyan berhasil dinobatkan sebagai Global IT Leader atas prestasinya sebagai juara dibanyak kategori mengungguli peserta-peserta dari 15 negara yang ada.

Dyan yang didampingi ibunya dalam malam penghargaan mengaku sangat bangga begitu mendengar namanya dipanggil sebagai juara umum GITC 2015. “Tidak percaya sekaligus bangga karena saya berhasil mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional. Saya berharap dengan prestasi ini, teman-teman dengan disabilitas menjadi semakin percaya diri dan merasa mampu sehingga mereka bisa maju dan berkreasi sesuai dengan bakatnya,” paparnya dalam keterangan tertulis yang diterima JawaPos.com, Rabu (28/10).

Selain itu, ke depannya ia juga berharap prestasinya dalam ajang GITC 2015 bisa menjadi batu loncatan untuk berkiprah di kancah Teknologi Informatika nasional dan internasional.‎Untuk diketahui, GITC 2015 merupakan ajang kompetisi keterampilan TI bagi remaja penyandang disabilitas tingkat Asia Pasifik yang diadakan sejak tahun 2011 dengan sponsor utama Korean Society for the Rehabilitation of Persons with Disabilities (KSRPD), organisasi nirlaba Korea yang memberikan perhatian pada pemenuhan kebutuhan penyandang disabilitas.

Tahun ini, penyelenggaraan GITC 2015 di Indonesia dilakukan di Universitas Multimedia Nusantara oleh KSRPD bekerja sama dengan Kementrian Komuikasi dan Informatika selaku co-host, dan didukung oleh YPAC Nasional.

Kompetisi ini dihadiri oleh 15 negara di Asia-Pasifik dengan jumlah peserta sekitar 250 orang. Untuk kategori lomba pada kompetisi ini terbagi menjadi dua, yaitu Kategori Kelompok meliputi lomba ­e-Design Challenge dan e-Creative Challenge serta Kategori Individual meliputi lomba e-Life Map Challenge dan e-Tool Challenge.

Sumber : JawaPos

Mahasiswa Informatika UNS menyabet 75% Juara di AOCT Regional Jabodetabek 2015

UNS OC Team berhasil menyabet tiga gelar juara umum sekaligus di Amateur Overclocking Tournament (AOCT) Regional Jabodetabek 2015, sebuah kompetisi overclocking terbesar di Indonesia yang dilaksanakan di Kampus UMN (2-3 Desember 2015). Turnamen ini menggandeng 4 brand motherboard terbesar dunia yakni : ASUS, GIGABYTE, MSI dan Biostar.

Sebanyak 12 tim berhak lolos ke babak final dari total 35 tim peserta. Enam dari 12 tim yg lolos final berasal dari UNS.Tim-tim yang menang dari UNS tersebut adalah :

  • Tim “Classified” terdiri dari Muh Beny Mustofa (S1-IF), dan Faisal Najib (S1-IF)
  • Tim “Opoyo” terdiri dari Irsyad Fakhrur Roji (S1-IF), dan Thoharuddin Hanif (D3-TI).
  • Tim “UJOcer” terdiri dari Pinera Fatchurahman (D3-Farmasi) dan Alfa Himmawan (D3-TI).
  • Tim “Whatever” terdiri dari anggota Figur Hisnu Aslam (S1-IF) dan Adhika Pri Ardhana (S1-IF)

Semuanya secara berturut-turut berhasil menyabet gelar juara umum 2, 3, dan 4 di AOCT Regional Jabodetabek 2015

Bukan hanya gelar juara umum saja yang didapat UNS OC TEAM karena pada tiap sesi juga ada juaranya. Untuk sesi MSI tim Classified dan tim UJOcer berhasil menyabet juara 2 dan 3. Di sesi Gigabyte tim Classified berhasil menyabet juara 1. Dalam sesi ASUS tim Whatever berhasil menyabet juara 2, disusul dengan tim Opoyo yg berada di posisi ketiga. Di sesi BIOSTAR, UNS OC TEAM menang telak karena juara 1 diraih tim Classified, juara 2 nya  tim Opoyo, dan juara 3 diraih oleh tim UJOcer.

Sumber : NewsRoom UNS